Dengan kesaktiannya, Joko Unthuk menghadapi kerbau yang mengamuk di alun-alun Kadipaten |
Cerita ini berasal dari
Desa Winongan. Konon Winongan merupakan pusat pemerintahan Kadipaten
Pasuruan. Adipati pada masa itu adalah Pangeran Murdangkoro yang berasal
memimpin Kadipaten Pasuruan dengan adil dan Bijaksana hingga usia tua.
Pada saat itu,
satu-satunya orang kepercayaan Pangeran Murdangkoro adalah Pangeran
Ngrangrangkusuma. Pangeran Ngrarangkusuma adalah seorang pembuat
senjata/ pusaka. Selain berkeahlian sebagai empu pembuat senjata,
Pangeran Ngrarangkusuma dikenal jujur. Ia bahkan juga memiliki
kepintaran dalam banyak bidang. Kerap kali dulu ketika masa pemerintahan
Pangeran Murdangtoro, ia banyak memberi bantuan baik berupa bantuan
pendapan maupun usaha.
Oleh sebab itu,
kedudukan adipati kemudian digantikan Pangeran Ngrarangkusuma setelah
Pangeran Murdangkoro meninggal. Pangeran Ngrangrangkusuma tidak
menyia-nyiakan kesempatan berharga yang diperolehnya. Ia mulai belajar
adipati yang berguna bagi rakyat. Meskipun mendapat jabatan tinggi, ia
tidak sombong.
Pada suatu ketika,
terjadi kegegeran di Kadipaten Pasuruan. Seekor kerbau besar sedang
mengamuk di alun-alun Kadipaten. Semua orang berusaha menghentikan
amukan kerbau itu. Namun, tidak satupun yang berhasil. Pangeran
Ngrangrangkusuma juga mencoba meredam kemarahan kerbau itu. Namun, usaha
Pangeran Ngrangrangkusuma juga menemui kegagalan.
Ditengah kebingungan
masyarakat Kadipten, tiba-tiba muncullah seorang pria yang gagah berani.
Tanpa rasa takut, ia memasuki alun-alun. Kemudian dengan kesaktian yang
dimilikinya, ia dapat membuat kerbau itu menjadi penurut. Semua yang
menyaksikannya menjadi tercengang. Mereka juga bertanya-tanya, siap
gerangan lelaki asing yang sakti mandraguna itu.
Lelaki asing yang
meredam kemarahan kerbau itu bernama Joko Unthuk . joko Unthuk anak
keturunan Dewa. Ia pernah dibuang di kawah Gunung semeru pada masa
bayinya oleh orang tuanya. Namun, ia masih hidup dan muncul pada suatu
mata air. Ia kemudian ditemukan seorang pertapa sakti. Dari pertapa
sakti itulah kemudian kesaktian Joko Unthuk meningkat. Pertapa sakti itu
memang menjadi guru Joko Unthuk.
“Siapa dan dari manakah engkau, wahai kisanak?” Tanya Adipati Ngrangrangkusuma pada Joko Unthuk.
“Saya adalah Joko
Unthuk, seorang pengembara. Kebetulan saya sedang melintasi tempat itu
dan melihat kerbau yang mengamuk tadi,” jawab Joko Unthuk penuh hormat.
“Saya mewakili warga Kadipaten Pasuruan mengucapkan banyak terima kasih atas pertolonganmu.”
“Sesama manusia diwajibkan untuk saling menolong.”
“Memang begitu seharusnya, Joko Unthuk. Sebagai rasa terimakasihku, bersediakah dirimu untuk kujadikan Wakil Adipati?”
Joko Unthuk tidak
langsung menjawab tawaran Adipati Ngrangrangkusuma. Lama sekali Joko
Unthuk memikirkan tawaran itu. Hinngga akhirnya ia berkeputusan untuk
menerima tawaran itu.
Sejak itu, Joko Unthuk
pun menjadi penasehat Kadipaten Pasuruan. Kebiasaannya mengembara pun
dihentikannya. Joko Unthuk senang sekali mendapat perlakuan istimewa
baik dari kerajaan maupun dari rakyat. Dari kerajaan, ia mendapatkan
makanan yang cukup serta kemewahan berupa barang lain atau bahkan uang
yang melimpah. Disamping itu, Joko Unthuk juga disegani dan dihormati
oleh rakyat.
Joko unthuk benar –
benar menikmati jabatan yang disandangnya. Lama – lama Joko unthuk
terlena dengan segala kemewahan yang tiba – tiba dimilikinya. Ia menjadi
sombong dan angkuh. Perlakuannya pada warga juga tidak sebaik pertama
kali ia diangkat menjadi wakil adipati.
Dengan kesaktiannya,
Joko Unthuk sering berlaku semena – mena pada rakyat. Tentu saja rakyat
menjadi benci pada sikap Joko Unthuk. Pada mulanya, Adipati
Ngrangrangkusuma tidak mengetahui perubahan yang terjadi pada diri Joko
Unthuk. Setelah ia terjun langsung ditengah rakyat, barulah Adipati
Ngrangrangkusuma mengetahui perubahan Joko Unthuk.
Adipati Ngrangrangkusuma
mencoba menegur dan mengingatkan Joko Unthuk. Namun, teguran Adipati
Ngrangrangkusuma ternyata dianggap sebuah ejekan oleh Joko Unthuk. Diam –
diam, Joko Unthuk menyimpan dendam pada Adipati Ngrangrangkusuma.
Hingga kemudian keserakahannya untuk menjadi Adipati semakin membulatkan
tekadnya untuk melaksanakan balas dendamnya.
Setelah menegur Joko
Unthuk, Adipati Ngrangrangkusuma tidak hanya tinggal diam. Ia menyuruh
seorang utusan untuk memata –matai Joko Unthuk. Rencana balas dendam
Joko Unthuk pun diketahui oleh Adipati Ngrangrangkusuma. Untuk berjaga –
jaga menghadapi Joko Unthuk, Adipati Ngrangrangkusuma membuat keris
sakti. Berhari – hari Adipati Ngrangrangkusuma menempa baja terbaik
untuk ia bentuk menjadi keris. Belasan hari kemudian, keris buatan
Adipati Ngranrangkusuma telah jadi.
Adipati Ngrangrangkusuma
lalu menemui sahabatnya yang tinggal di Penanggungan. Sahabatnya adalah
seorang empu pembuat senjat juga. Pada empu penunggu Penanggungan itu
Adipati Ngrangrangkusuma meminta tolong untuk mencarikan Jin sakti
sebagai penghuni keris itu. Dalam pencarian Jin itu, akhirnya empu
penanggungan itu menemukan Jin yang sangat sakti. Empu Penanggungan
menyuruh Jin itu untuk menghuni keris Adipati Ngrangrangkusuma. Setelah
dihuni Jin sakti Penanggungan, keris buatan Adipati Ngrangrangkusuma
menjadi semakin sakti. Kini ia pun tidak khawatir jika sewaktu –waktu
Joko Unthuk berencana membunuhnya.
Pada suatu malam, Joko
Unthuk berniat melakukan rencana balas dendamnya. Dengan mengendap –
endap, ia berjalan menuju kamar Adipati Ngrangrangkusuma. Adipati
Ngrangrangkusuma yang sedang tertidur pulas sama sekali tidak menyadari
rencana jahat Joko Unthuk. Perlahan – lahan Joko Unthuk membuka jendela
kamar Adipati Ngrangrangkusuma. Setelah terbuka kembali dengan langkah
mengendap – endap ia berjalan mendekati Adipati Ngrangrangkusuma. Di
tangan Adipati telah tersiap keris yang terhunus.
Saat Joko Unthuk hendak
menghujamkan kerisnya pada Adipati Ngrangrangkusuma, tiba – tiba keris
sakti Adipati Ngrangrangkusuma keluar dari sarangnya dan menusuk Joko
Unthuk. Joko Unthuk mejerit kesakitan sembari memegang dadanya yang
tertancap keris sakti. Adipati Ngrangrangkusuma yang mendengar jeritan
Joko Unthuk seketika terbangun. Ia sangat terkejut saat mendapati Joko
Unthuk telah mati dengan tubuh tertusuk keris.
Setelah Joko Unthuk
tewas, kembali Kadipaten Pasuruan menjadi tenteram. Rakyat tidak lagi
takut dengan tindakan semena – mena Joko Unthuk. Adipati
Ngrangrangkusuma sangat senang melihat rakyatnya kembali bahagia.
Joko Unthuk *baca: Joko Onthok (bhs Jawa); Busa (bhs Indonesia)
KESIMPULAN
Cerita ini termasuk Mitos
Cerita ini memberi
pelajaran kepada kita tentang kesombongan. Kesombongan adalah salah satu
sifat yang tidak baik. Biasanya, kesombongan akan membuat orang lupa
diri. Jika telah lupa diri, orang akan celaka, seperti juga kesombongan
Joko Unthuk yang membuatnya tewas.
Sumber :
Cerita Rakyat dari Pasuruan (Jawa Timur)
Penulis Deny Wibisono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar