Jumat, 05 Desember 2014

Candi Jawi VS Candi Gunung Gangsir



Candi Jawi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6EHfHsIIiMpwN-pkhYAwaupxR6eIyEGH2oVMNiLuRInq5nHAKI5dEfEaVeiIuoQpMXOAseNppafIjq2fGA_6VJpp74GxCoqdfwrYrRPEzIc3rF7S57G7SYUOcZX4ADStYhncTxVBQIAk/s1600/Candi_Jawi.jpg
Candi Jawi adalah candi yang dibangun zaman Kertanegara, Raja terakhir Singasari, sekitar abad ke-13. Letaknya di desa Candi Wates, Tretes, Pandaan, Prigen, hanya 40 menit dari Surabaya. Arsitektur Candi Jawi perpaduan Hindu dan Budha. Bagian puncaknya berupa stupa. Candi Jawi dibangun dari batu andesit. Tinggi Bangunan Candi 24,50 meter, panjang 14,20 meter dan lebar 9,50 meter.

Candi Jawi merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari Raja Kertanegara. Seluruh kompleks Candi Jawi terhampar di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi serta dikelilingi pagar bata setinggi dua meter. Bangunan candi dilindungi parit yang banyak dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m serta lebar 9,5 m.

Candi Jawi sendiri dipugar untuk kedua kali pada tahun 1938-1941  pada masa pemerintahan Hindia Belanda karena runtuh. Perbaikannya dilakukan kembali tahun 1975-1980 dan diresmikan tahun 1982. Sayang, arca-arca peninggalan yang ada di Candi Jawi kini telah hilang lantaran telah dipindahkan ke Museum dan sebagian ke tempat-tempat komersial.

Untuk melestarikannya, pada setiap malam bulan purnama, di komplek candi jawi diadakan Pentas Seni Bulan Purnama yang mempertunjukan seni tari tentang kisah Legenda asal muasal Candi Jawi.
Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Puteri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di jawa. Pasalnya, banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.

Candi Gunung Gangsir
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnj40TPpAtknaU-aT9A6kWPS3UkkDtTHIGOekEkNdlncYTuMkuGkybkv8PBDzH34TY6KJpYQkzQ6E7ZoEuETRztq8Eh_xiLMdzudBoLLiWEaR1XROyQFUcV0IedR0GU5YlHkzjXKU2Ols/s400/DSC02746.JPG

Candi Gunung Gangsir sering disebut Candi Kebon Candi karena terletak di Dukuh Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Beji, Pasuruan. Kata ‘gangsir’ berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah. Konon dulu ada orang yang berusaha ‘menggangsir’ gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga di dalam bangunan candi ini.

Candi Gunung Gangsir dibangun dari batu bata ini. Keseluruhannya ada empat lantai, dengan dua lantai dasar yang menjadi tubuh dan atap candi. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping.

Sekarang kondisi candi berupa runtuhan, dan hampir semua sudut pada lantai-lantai dalam keadaan rusak, begitu juga pada bagian-bagian yang horisontal, tempat bertemuya lantai-lantai tersebut, sedangkan bagian puncak candi telah hilang. Akibat kerusakan ini, bangunan candi Gunung Gangsir tampak seperti bentuk piramida yang telah terpotong bagian atapnya.
Konon candi Gunung Gangsir dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yaitu sekitar abad ke-11 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar