Candi
Jawi
Candi Jawi adalah candi yang dibangun zaman Kertanegara, Raja
terakhir Singasari, sekitar abad ke-13. Letaknya di desa Candi Wates,
Tretes, Pandaan, Prigen, hanya 40 menit dari Surabaya. Arsitektur Candi Jawi
perpaduan Hindu dan Budha. Bagian puncaknya berupa stupa. Candi Jawi
dibangun dari batu andesit. Tinggi Bangunan Candi 24,50 meter, panjang 14,20
meter dan lebar 9,50 meter.
Candi Jawi merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari Raja Kertanegara. Seluruh kompleks Candi
Jawi terhampar di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi serta dikelilingi
pagar bata setinggi dua meter. Bangunan candi dilindungi parit yang banyak
dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha
dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m serta lebar 9,5 m.
Candi Jawi sendiri dipugar untuk
kedua kali pada tahun 1938-1941 pada masa pemerintahan Hindia Belanda
karena runtuh. Perbaikannya dilakukan kembali tahun 1975-1980 dan diresmikan
tahun 1982. Sayang, arca-arca peninggalan yang ada di Candi Jawi kini telah
hilang lantaran telah dipindahkan ke Museum dan sebagian ke tempat-tempat
komersial.
Untuk melestarikannya, pada setiap
malam bulan purnama, di komplek candi jawi diadakan Pentas Seni Bulan Purnama
yang mempertunjukan seni tari tentang kisah Legenda asal muasal Candi Jawi.
Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Puteri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di jawa. Pasalnya, banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.
Dalam tarian tersebut, diceritakan tentang seorang Puteri Bali yang sangat cantik. Namun karena kecantikannya ia terpaksa kabur dan tinggal menetap di jawa. Pasalnya, banyak raja-raja yang berkeinginan untuk mempersuntingnya sebagai permaisuri.
Candi Gunung Gangsir
Candi Gunung Gangsir sering disebut Candi Kebon Candi karena
terletak di Dukuh Kebon Candi, Desa Gunung Gangsir, Beji, Pasuruan. Kata
‘gangsir’ berarti menggali lubang di bawah permukaan tanah. Konon dulu ada
orang yang berusaha ‘menggangsir’ gunung ini untuk mencuri benda-benda berharga
di dalam bangunan candi ini.
Candi Gunung Gangsir dibangun dari
batu bata ini. Keseluruhannya ada empat lantai, dengan dua lantai dasar yang
menjadi tubuh dan atap candi. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan
sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah
tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi
dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping.
Sekarang kondisi candi berupa
runtuhan, dan hampir semua sudut pada lantai-lantai dalam keadaan rusak, begitu
juga pada bagian-bagian yang horisontal, tempat bertemuya lantai-lantai
tersebut, sedangkan bagian puncak candi telah hilang. Akibat kerusakan ini,
bangunan candi Gunung Gangsir tampak seperti bentuk piramida yang telah
terpotong bagian atapnya.
Konon candi Gunung Gangsir dibangun
pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yaitu sekitar abad ke-11 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar